Shiny Sky Blue Star

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Universitas GUNADARMA

Rumah kedua ku tempat belajar segala hal, khususnya dalam bidang akademik.. Universitas swasta no4 terbaik se Indonesia.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 25 September 2014

hmmmm



BAB II

LANDASAN TEORI


2.1       Kerangka Teori
2.1.1    Sejarah dan Perkembangan Konsep Balanced Scorecard
Robert S. Kaplan dan david P. Norton pada tahun 1992 melaporkan hasil-hasil proyek penelitian pada multiperusahaan dan memperkenalkan suatu metodologi penilaian kinerja yang berorientasi pada pandangan strategis ke masa depan, yang disebut : Balanced Scorecard.
Balanced Scorecard merupakan alat manajemen kontemporer yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan.
Apabila terjadi pelaksanaan rencana bisnis strategi yang buruk, maka hasilhasil yang diperoleh organisasi bisnis tersebut tidak memuaskan.  Menurut Balanced Scorecard Collaborative dalam Evans (2002), terdapat empat faktor penghambat dalam implementasi rencana-rencana bisnis strategis, yaitu Hambatan Visi (Vision Barrier), Hambatan Orang (People Barrier), Hambatan Sumber Daya (Resource Barrier), Hambatan Manajemen (Management Barrier).
Organisasi pada dasarnya adalah institusi pencipta kekayaan, penggunaan Balanced Scorecard dalam pengelolaan menjanjikan peningkatan signifikan kemampuan organisasi dalam menciptakan kekayaan. Balanced Scorecard memperhatikan aspek-aspek non-keuangan di dalam penilaian kinerja dan memperhatikan elemen intangible asset di dalam penilaian kinerja keuangan.

2.1.2    Pengertian Balanced Scorecard
Mulyadi (2000: 1-2) mendefinisikan balanced scorecard yang terdiri dari dua Balanced (berimbang), menunjukan bahwa kinerja personil diukur secara kata, yaitu:
a. berimbang dari dua aspek yaitu, keuangan dan non keuangan, jangka pendek  dan jangka panjang, serta intern dan ekstern.

b. Scorecard (kartu skor) adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang, serta merencanakan skor yang hendak dicapai di masa depan. Kartu skor tersebut nantinya akan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya dan hasil perbandingan tersebut digunakan untuk mengevaluasi kinerja personel yang bersangkutan.
Menurut Husein Umar (2002, 168), Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu balanced (seimbang) dan scorecard berarti kartu skor. Jadi Scorecard adalah kartu untuk mencatat rencana skor hasil kinerja seseorang atau kelompok, juga untuk mencatat rencana skor yang hendak diwujudkan. Tahap berikutnya seseorang dievaluasi kinerjanya dengan membandingkan antara apa yang dikerjakan dan apa yang direncanakannya. Balance adalah kinerja seseorang akan diukur secara berimbang antara sisi internal dan eksternal.
Menurut Akinson, Banker. Kaplan, Young. Definisi Balanced Scorecard adalah pengukuran dan sistem manajemen penilai kinerja dengan satu perspektif (A measurement and management system that views a business units performance for one perspektif : persfektif financial).
Menurut Thomas Secakusuma (1997 : Usahawan No. 6 Juni) Balanced Scorecard adalah tujuan Keuangan perusahaan adalah untuk meningkatkan tingkat pengendalian investasi perusahaan (ROI) yang diperoleh dari loyalitas pelanggan.
Menurut Rudianto (372), Balanced Scorecard merupakan alat manajemen kontemporer untuk menilai kinerja eksekutif perusahaan yang mencakup keuangan, pelanggan, proses bisnis, pembelajaran & pertumbuhan.  kinerja personel yang bersangkutan.
Hansen dan Mowen mengartikan balanced scorecard adalah system manajemen strategis yang menerjemahkan visi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran (Amien, Wijaya Tunggal, 2001 : 2)
Atkinson, et. All (1996 : 17) mengartikan balanced scorecard adalah “A measurement and management system that views a business unit performances for four persfective : financial, customer, internal business process, learning and growth”, yang berarti pengukuran dan sistem manajemen penilaian kinerja dengan empat aspek yaitu, keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan.
Menurut Young, balanced scorecard adalah “A set of performance targets and result that reflect the organization’s patners, stokeholders and community”, yang berarti seperangkat sasaran kinerja dan hasil yang mencerminkan kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya terkait dengan pelanggan, mitra bisnis, pemegang saham, dan masyarakat. (Amien, Wijaya Tunggal, 2001 : 3)
Kata balanced menurut Ancela Hermawan (1996 : 8) untuk menekankan adanya keseimbangan antara beberapa factor dalam beberapa pengukuran yang dilakukan, yaitu :
1.      keseimbangan antara pengukuran eksternal untuk pelanggan dengan pengukuran internal, inovasi dan proses pembelajaran dan pertumbuhan.
2.      keseimbangan antara pengukuran hasil usaha masa lalu dengan pengukuran yang mendorong kinerja masa mendatang.
3.      keseimbangan antara unsur objektifitas, yaitu pengukuran berupa hasil kuantitatif yang diperoleh secara mudah dengan unsur subjektifitas, yaitu pengukuran pemicu kinerja yang membutuhkan pertimbangan.

Pengukuran financial merupakan pengukuran atas laporan keuangan perusahaan dan pengukuran operasional meliputi, kepuasan pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

2.1.3    Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard
Semakin banyak kegiatan yang dilakukan perusahaan maka semakin kompleks masalah yang dihadapi, khususnya tentang prestasi kerja yaitu penilaian kinerja operasional perusahaan. Dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian laba atau tidak, akan membawa konsekuensi bagi pimpinan puncak, yaitu bagaimana membagi kegiatan dan mempertanggung jawabkan serta bagaimana mengkoordinasikan sub-sub unit yang ada di perusahaan.
Pada hal ini manajer puncak harus mendistribusikan kekuasaannya dalam pengambilan keputusan atas kebijaksanaan pengelolaan masing-masing unit untuk melakukan efisiensi serta efektifitas dalam melaksanakan kegiatan, maka diperlukan adanya keharmonisan antara visi dan misi atau tujuan perusahaan secara keseluruhan, sehingga dapat tercapai tujuan utama dalam organisasi tersebut.

2.1.4    Kelemahan dan Kelebihan dari Balanced Scorecard
a.       Kelebihan Balanced Scorecard antara lain :
1.         Memudahkan dalam menilai kinerja seseorang atau kelompok.
2.         Dapat mengkomunikasikan rencana-rencana bisnis.
3.         Dapat digunakan sebagai bukti yang objektif.
b.      Kelemahan Balanced Scorecard antara lain :
1.         Hanya dapat digunakan pada tujuan strategis.
2.         Kadang-kadang hasilnya tidak tepat.
3.         Kadang bersifat subjektif.

2.2       Kajian Penelitian Sejenis
Penulis dalam membuat penulisan ilmiah ini membaca hasil penelitian sejenis antara lain: Erna Widiastuti (2006), judul : Analisis Kinerja PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk dengan  Metode Balanced Scorecard.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan empat perspektif Balanced Scorecard, antara lain: perspektif (financial), pelanggan, bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan perspektif finansial kinerja perusahaan dapat dikatakan kurang optimal. Kondisi Keuangan perusahaan dalam mencapai laba cukup baik, tetapi perusahaan kurang optimal dalam mengelolanya, sehingga kinerja perusahaan kurang optimal. Berdasarkan pelanggan: cukup baik, dapat dilihat dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 20 pelanggan.
Berdasarkan bisnis Internal: cukup baik, dapat dilihat dari proses inovasi perusahaan yang terus dilaksanakan, memaksimalkan proses operasi dan berusaha meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan.
Berdasarkan pembelajaran dan pertumbuhan: kinerja perusahaan cukup baik, dapat dilihat dari hasil kuesioner kepuasan karyawan yang dibagikan kepada 20 karyawan.

hmmm



BAB 1

PENDAHULUAN


1.1        Latar Belakang Masalah
Industri yang semakin berkembang sangat pesat membuat banyak perusahaan sulit untuk mengembangkan usahanya karena harus bersaing dengan perusahaan lainnya. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis karena hal itu adalah usaha untuk mengevaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan perusahaan. Pada kenyataannya perusahaan hanya focus pada kinerja keuangannya, karena tidak dapat dipungkiri bahwa tujuan dari sebuah usaha adalah mendapat laba sebesar-besarnya, sehingga terkadang sebuah perusahaan itu sendiri mengabaikan kinerja non keuangan seperti pelanggan (customers), bisnis internal (internal-business-process), dan pembelajaran pertumbuhan karyawan,manajemen, dan organisasi (learning-process).
Supaya perusahaan dapat berkembang sebuah perusahaan harus dapat mengatasi berbagai permasalahan dalam perusahaan, dan untuk mencapai sebuah pencapaian yang maksimal sebuah perusahaan seperti penjualan dan laba, maka perusahaan harus menilai kinerja dari perusahaan dengan suatu metode. Salah satu metode yang dapat dijadikan analisis kinerja sebuah perusahaan adalah metode Balance Scorecard.
Balance scorecard melihat unit bisnis dari empat perspektif, yaitu perspektif financial, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Mengingat persaingan yang dihadapi PT.TELKOMSEL sangat besar dalam mencari customers, maka PT.TELKOMSEL harus mengorientasikan/memfokuskan sasaran produk berdasarkan orientasi customers dengan menggunakan metode Balanced Scorecard.
Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini sebagai pembahasan dalam penulisan ilmiah yang berjudul “Analisis Kinerja PT.TELKOMSEL dengan Metode Balanced Scorecard”

1.2        Rumusan dan Batasan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui “Bagaimana kinerja PT TELKOMSEL dengan menggunakan metode Balanced scorecard”
Melihat cakupan pembahasan yang sangat luas, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :
1.      Perspektif financial penelitian secara umum dilakukan dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio rentabilitas dengan meggunakan neraca dan laporan laba rugi perusahaan pada periode 2005-2012.
2.      Perspektif pelanggan, penelitian dilakukan pada customers yang hubungannya dengan kepuasan.
3.      Perspektif bisnis internal, penelitian pada proses inovesi dan proses operasi perusahaan.
4.      Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, penelitian dilakukan pada kaaryawan yang berhubungan dengan motivasi, keselarasan dan kepuasan.

1.3        Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui kinerja PT.TELKOMSEL dengan menggunakan metode Balance scorecard.

1.4        Manfaat Penelitian
1.      Bagi Perusahaan :
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada perusahaan dan dapat dijadikan sebuah masukan yang berguna bagi pelaksanaan kebijakan dalam perusahaan dan dapat dijadikan acuan dalam hal meningkatkan atau mempertahankan kinerja di tahun berikutnya.
2.      Bagi Akademis :
Bagi jurusan akuntansi penelitian ini dapat menambahkan informasi dalam mata kuliah akuntansi manajemen.
3.      Bagi Penulis :
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat pengetahuan untuk dapat diwujudkan melalui praktek lapangan dan menambah pengalaman bagi penulis.
4.      Bagi Pembaca :
Peneelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi pembaca dibidang akuntansi manajemen dalam penerapannya pada perusahaan.

1.5        Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah :

1.5.1  Objek Penelitian
Dalam penulisan ilmiah ini penulis menggunakan objek penelitian yaitu pada PT.TELKOMSEL.

1.5.2  Data Variable
Data yang digunakan penulis dalam penelitian ilmiah ini adalah neraca dan laporan laba rugi tahun 2005-2012, kuesioner kepuasan pelanggan, kuesioner pertumbuhan dan pembelajaran (kepuasan karyawan berdasarkan tingkat keselarasan dan tingkat kepuasan), serta gambaran umm bisnis internal perusahaan.



1.5.3  Metode Pengumpulan Data/Variable
1.      Riset Perpustakaan (library research)
Yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menelaah, memahami dan menganalisis sumber kepustakaan yang relevan.
2.      Riset Variable (field research)
a.       Wawancara (interview)
Yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung dengan narasumber yang bersangkutan, karyawan dan pelanggan (customers).
b.      Dokumentasi
Proses pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumen yang dibutuhkan dalam penulisan seperti: gambaran umum perusahaan, bidang usaha, laporan neraca dan laba rugi.
c.       Kuesioner
Yaitu dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada responden (pelanggan dan karyawan), pemilihan sample probabilitas dengan metode pemilihan sample acak sederhana.

1.6    Alat Analisis yang Digunakan
Alat analisis yang digunakan penulis adalah :
1.      Analisis deskriptif melalui penggunaan tabel antara lain tabel kepuasan pelanggan, tabel pertumbuhan dan pembelajaran (kepentingan dan kepuasan karyawan) serta dengan melihat gambaran umum dari bisnis internal perusahaan.

2.      Analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis rasio seperti :
a.       Rasio Profitabilitas (Profitability Ratios).
Rasio ini terdiri dari :



1.      Keuntungan Kotor (Gross Margin)
Keuntungan Kotor
 Rasio Keuntungan Kotor  =                                     x 100%
Penjualan Bersih

- Keterangan :
Keuntungan Kotor = Penjualan – Biaya Penjualan (langsung)

2.      Keuntungan Bersih (Net Profit Margin)
Keuntungan Bersih
 Rasio Keuntungan Bersih =                                     100%
                                                Penjualan Bersih


- Keterangan :
Keuntungan Bersih = (Penjualan + Pendapatan lain-lain) – (Semua Biaya langsung dan Biaya tidak langsung + Bungan pinjaman dan Pajak)

3.      Tingkat Pengembalian Asset (Return On Assets – ROA)
Keuntungan Bersih
 Rasio ROA =                                                 x 100%
                                    Total Aktiva



4.      Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (Return On Equity – ROE, atau juga sering disebut dengan on Net Worth).
Keuntungan Bersih
 Rasio ROE =                                                  x 100%
                                    Modal Sendiri



b.      Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)
Rasio ini terdiri dari :
1.      Rasio Lancar (Current Ratio)
                                                Aktiva Lancar
Current Ratio =
                                    Hutang Lancar




 




2.      Rasio Cepat (Quick Ratio)
                                                Aktiva Lancar - Persediaan
Acid Test Ratio =       
                                                Hutang Lancar