BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Kerangka Teori
2.1.1
Sejarah dan Perkembangan Konsep
Balanced Scorecard
Robert S. Kaplan dan david P. Norton pada tahun 1992
melaporkan hasil-hasil proyek penelitian pada multiperusahaan dan memperkenalkan
suatu metodologi penilaian kinerja yang berorientasi pada pandangan strategis
ke masa depan, yang disebut : Balanced Scorecard.
Balanced Scorecard merupakan
alat manajemen kontemporer yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan
organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan.
Apabila terjadi pelaksanaan rencana bisnis strategi
yang buruk, maka hasilhasil yang diperoleh organisasi bisnis tersebut tidak
memuaskan. Menurut Balanced Scorecard
Collaborative dalam Evans (2002), terdapat empat faktor penghambat dalam
implementasi rencana-rencana bisnis strategis, yaitu Hambatan Visi (Vision
Barrier), Hambatan Orang (People Barrier), Hambatan Sumber Daya (Resource
Barrier), Hambatan Manajemen (Management Barrier).
Organisasi pada dasarnya adalah institusi pencipta
kekayaan, penggunaan Balanced Scorecard dalam pengelolaan menjanjikan
peningkatan signifikan kemampuan organisasi dalam menciptakan kekayaan. Balanced
Scorecard memperhatikan aspek-aspek non-keuangan di dalam penilaian kinerja
dan memperhatikan elemen intangible asset di dalam penilaian kinerja keuangan.
2.1.2 Pengertian Balanced Scorecard
Mulyadi (2000:
1-2) mendefinisikan balanced scorecard yang terdiri dari dua Balanced
(berimbang), menunjukan bahwa kinerja personil diukur secara kata, yaitu:
a.
berimbang dari dua aspek yaitu, keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, serta intern dan ekstern.
b.
Scorecard (kartu skor) adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor
hasil kinerja seseorang, serta merencanakan skor yang hendak dicapai di masa
depan. Kartu skor tersebut nantinya akan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya
dan hasil perbandingan tersebut digunakan untuk mengevaluasi kinerja personel
yang bersangkutan.
Menurut Husein Umar (2002, 168), Balanced
Scorecard terdiri dari dua kata yaitu balanced (seimbang) dan scorecard
berarti kartu skor. Jadi Scorecard adalah kartu untuk mencatat
rencana skor hasil kinerja seseorang atau kelompok, juga untuk mencatat rencana
skor yang hendak diwujudkan. Tahap berikutnya seseorang dievaluasi kinerjanya
dengan membandingkan antara apa yang dikerjakan dan apa yang direncanakannya. Balance
adalah kinerja seseorang akan diukur secara berimbang antara sisi internal
dan eksternal.
Menurut Akinson, Banker. Kaplan, Young.
Definisi Balanced Scorecard adalah pengukuran dan sistem manajemen
penilai kinerja dengan satu perspektif (A measurement and management system
that views a business units performance for one perspektif : persfektif
financial).
Menurut Thomas Secakusuma (1997 : Usahawan
No. 6 Juni) Balanced Scorecard adalah tujuan Keuangan perusahaan adalah
untuk meningkatkan tingkat pengendalian investasi perusahaan (ROI) yang
diperoleh dari loyalitas pelanggan.
Menurut Rudianto (372), Balanced Scorecard
merupakan alat manajemen kontemporer untuk menilai kinerja eksekutif perusahaan
yang mencakup keuangan, pelanggan, proses bisnis, pembelajaran &
pertumbuhan. kinerja personel yang
bersangkutan.
Hansen dan Mowen mengartikan
balanced scorecard adalah system manajemen strategis yang menerjemahkan
visi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran (Amien, Wijaya
Tunggal, 2001 : 2)
Atkinson, et. All (1996
: 17) mengartikan balanced scorecard adalah “A measurement and
management system that views a business unit performances for four
persfective : financial, customer, internal business process, learning and growth”,
yang berarti pengukuran dan sistem manajemen penilaian kinerja dengan empat
aspek yaitu, keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan.
Menurut Young, balanced scorecard adalah
“A set of performance targets and result that reflect the organization’s
patners, stokeholders and community”, yang berarti seperangkat
sasaran kinerja dan hasil yang mencerminkan kinerja perusahaan dalam
mencapai tujuannya terkait dengan pelanggan, mitra bisnis, pemegang saham, dan
masyarakat. (Amien, Wijaya Tunggal, 2001 : 3)
Kata balanced menurut Ancela Hermawan (1996
: 8) untuk menekankan adanya keseimbangan antara beberapa factor dalam beberapa
pengukuran yang dilakukan, yaitu :
1. keseimbangan
antara pengukuran eksternal untuk pelanggan dengan pengukuran internal, inovasi
dan proses pembelajaran dan pertumbuhan.
2. keseimbangan
antara pengukuran hasil usaha masa lalu dengan pengukuran yang mendorong
kinerja masa mendatang.
3. keseimbangan
antara unsur objektifitas, yaitu pengukuran berupa hasil kuantitatif yang
diperoleh secara mudah dengan unsur subjektifitas, yaitu pengukuran pemicu
kinerja yang membutuhkan pertimbangan.
Pengukuran financial merupakan pengukuran
atas laporan keuangan perusahaan dan pengukuran operasional meliputi, kepuasan
pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
2.1.3
Pengukuran Kinerja dengan Balanced
Scorecard
Semakin banyak kegiatan yang dilakukan perusahaan
maka semakin kompleks masalah yang dihadapi, khususnya tentang prestasi kerja
yaitu penilaian kinerja operasional perusahaan. Dalam organisasi yang
berorientasi pada pencapaian laba atau tidak, akan membawa konsekuensi bagi
pimpinan puncak, yaitu bagaimana membagi kegiatan dan mempertanggung jawabkan
serta bagaimana mengkoordinasikan sub-sub unit yang ada di perusahaan.
Pada hal ini manajer puncak harus mendistribusikan
kekuasaannya dalam pengambilan keputusan atas kebijaksanaan pengelolaan masing-masing
unit untuk melakukan efisiensi serta efektifitas dalam melaksanakan kegiatan,
maka diperlukan adanya keharmonisan antara visi dan misi atau tujuan perusahaan
secara keseluruhan, sehingga dapat tercapai tujuan utama dalam organisasi
tersebut.
2.1.4
Kelemahan dan Kelebihan dari Balanced
Scorecard
a. Kelebihan
Balanced Scorecard antara lain :
1.
Memudahkan dalam menilai kinerja
seseorang atau kelompok.
2.
Dapat mengkomunikasikan rencana-rencana
bisnis.
3.
Dapat digunakan sebagai bukti yang
objektif.
b. Kelemahan
Balanced Scorecard antara lain :
1.
Hanya dapat digunakan pada tujuan
strategis.
2.
Kadang-kadang hasilnya tidak tepat.
3.
Kadang bersifat subjektif.
2.2
Kajian Penelitian Sejenis
Penulis dalam membuat penulisan ilmiah ini membaca
hasil penelitian sejenis antara lain: Erna Widiastuti (2006), judul : Analisis
Kinerja PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk dengan Metode Balanced Scorecard.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan empat
perspektif Balanced Scorecard, antara lain: perspektif (financial),
pelanggan, bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Secara keseluruhan
hasil penelitian menunjukkan perspektif finansial kinerja perusahaan dapat
dikatakan kurang optimal. Kondisi Keuangan perusahaan dalam mencapai laba cukup
baik, tetapi perusahaan kurang optimal dalam mengelolanya, sehingga kinerja
perusahaan kurang optimal. Berdasarkan pelanggan: cukup baik, dapat dilihat
dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 20 pelanggan.
Berdasarkan bisnis Internal: cukup baik, dapat
dilihat dari proses inovasi perusahaan yang terus dilaksanakan, memaksimalkan
proses operasi dan berusaha meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan.
Berdasarkan pembelajaran dan pertumbuhan: kinerja
perusahaan cukup baik, dapat dilihat dari hasil kuesioner kepuasan karyawan
yang dibagikan kepada 20 karyawan.