1. Perkembangan Dana Pembangunan
Indonesia
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitCZs26g2lvPZ0dm604NLN5S-YllbgK6mE7r2z_aNGjqy0QgQz_UD3G4f6vtx3nL9mWBuU4noHqglCyccCg95BRCoVbo8VM_E79XbymoG90cqvftWNAHSoqbdJ2kcsoUDXgB0O_e1qFyc/s1600/apbn.jpg)
Maka Secara Gari Besar APBN Terdiri Dari Pos – Pos Seperti Dibawah Ini :
·
Dari Sisi Penerimaan, Terdiri Dari Pos Penerimaan Dalam Negeri Dan
Penerimaan Pembangunan
·
Sedangkan Dari Sisi Pengeluaran Terdiri Dari Pos Pengeluaran Rutin Dan
Pengeluaran Pembangunan
APBN Disusun Agar Pengalokasian
Dana Pembangunan Dapat Berjalan Dengan Memperhatikan Prinsip Berimbang Dan
Dinamis. Hal Tersebut Perlu Diperhatikan Mengingat Tabungan Pemerintah Yang
Berasal Dari Selisih Antara Penerimaan Dalam Negeri Dengan Pengeluaran Rutin,
Belum Sepenuhnya Menutupi Kbutuhan Biaya Pembangunan Di Indonesia.
Meskipun Dari PELITA Ke PELITA Jumlah Tabungan Pemerintah Sebagia Sumber Pembiayaan Pembangunan Terbesar, Terus Mengalami Peningkatan Namun Kontribusinya Terhadap Keseluruhan Dana Pembangunan Yang Dibutuhkan Masih Jauh Dari Yang Diharapkan. Dengan Kata Lain Ketergantungan Dana Pembangunan Terhadap Sumber Lain, Dalam Hal Ini Pinjamanan Luar Negeri Masih Cukup Besar. Namun Demikian Mulai Tahun Terakhir PELITA, Prosentase Tabungan Pemerintah Sudah Mulai Lebih Besar Dibanding Pinjaman Luar Negeri. Hal Ini Tidak Terlepas Dari Peranan Sektor Migas Yang Saat Itu Sangat Dominan, Serta Dengan Dukungan Beberapa Kebijakan Pemerintah Dalam Masalah Perpajakan Dan Upaya Peningkatan Penerimaan Negara Lainnya. Untuk Menghindari Terjadinya Deficit Anggaran Pembangunan, Indonesia Masih Mengupayakan Sumber Dana Dari Luar Negeri, Dan Meskipun IGGI ( Inter Govermmental Group On Indonesia ) Bukan Lagi Menjadi Forum Internasional Yang Secara Formal Membantu Pembiayaan Pembangunan Di Indonesia, Namun Dengan Lahirnya CGI ( Consoltative Group On Indonesia ) Kebutuhan Pinjaman Luar Negeri Sebagai Dana Pembangunan Masih Dapat Diharapkan. Yang Perlu Diingat Bahwa Sebaiknya Pinjaman Tersebut Ditempatkan Sebagai Pelengkap Pembangunan Dan Peran Tabungan Pemerintahlah Yang Tetap Harus Dominan, Bukan Sebaliknya
Meskipun Dari PELITA Ke PELITA Jumlah Tabungan Pemerintah Sebagia Sumber Pembiayaan Pembangunan Terbesar, Terus Mengalami Peningkatan Namun Kontribusinya Terhadap Keseluruhan Dana Pembangunan Yang Dibutuhkan Masih Jauh Dari Yang Diharapkan. Dengan Kata Lain Ketergantungan Dana Pembangunan Terhadap Sumber Lain, Dalam Hal Ini Pinjamanan Luar Negeri Masih Cukup Besar. Namun Demikian Mulai Tahun Terakhir PELITA, Prosentase Tabungan Pemerintah Sudah Mulai Lebih Besar Dibanding Pinjaman Luar Negeri. Hal Ini Tidak Terlepas Dari Peranan Sektor Migas Yang Saat Itu Sangat Dominan, Serta Dengan Dukungan Beberapa Kebijakan Pemerintah Dalam Masalah Perpajakan Dan Upaya Peningkatan Penerimaan Negara Lainnya. Untuk Menghindari Terjadinya Deficit Anggaran Pembangunan, Indonesia Masih Mengupayakan Sumber Dana Dari Luar Negeri, Dan Meskipun IGGI ( Inter Govermmental Group On Indonesia ) Bukan Lagi Menjadi Forum Internasional Yang Secara Formal Membantu Pembiayaan Pembangunan Di Indonesia, Namun Dengan Lahirnya CGI ( Consoltative Group On Indonesia ) Kebutuhan Pinjaman Luar Negeri Sebagai Dana Pembangunan Masih Dapat Diharapkan. Yang Perlu Diingat Bahwa Sebaiknya Pinjaman Tersebut Ditempatkan Sebagai Pelengkap Pembangunan Dan Peran Tabungan Pemerintahlah Yang Tetap Harus Dominan, Bukan Sebaliknya
2.
Proses Penyusunan Anggaran
Secara garis besar,
proses penyusunan anggaran terbagi menjadi dua, yakni dari atas ke bawah (top-down)
dan dari bawah ke atas (bottom-up).
a. Dari atas ke bawah (Top-down)
Merupakan proses penyusunan anggaran tanpa penentuan tujuan sebelumnya dan tidak berlandaskan teori yang jelas. Proses penyusunan anggaran dari atas
ke bawah ini secara garis besar berupa pemberian sejumlah uang dari pihak
atasan kepada para karyawannya agar
menggunakan uang yang diberikan tersebut untuk menjalankan sebuah program. Terdapat 5 metode penyusunan anggaran
dari atas ke bawah:
1.
Metode kemampuan (The
affordable method) adalah metode dimana perusahaan menggunakan sejumlah
uang yang ada untuk kegiatan operasional dan produksi tanpa
mepertimbangkanefek pengeluaran
tersebut.
2.
Metode pembagian
semena-mena (Arbitrary allocation method) merupakan proses
pendistribusian anggaran yang tidak lebih baik dari metode sebelumnya. Metode ini tidak berdasar pada teori,
tidak memiliki tujuan yang jelas, dan tidak membuat konsep pendistribusian anggaran dengan baik.
3.
Metode persentase
penjualan (Percentage of sales) menggambarkan efek yang terjadi antara kegiatan iklan dan promosi yang
dilakukan dengan persentase peningkatan penjualan dilapangan. Metode
ini mendasarkan pada dua hal, yaitu persentase penjualan dan sejumlah
pengembalian yang diterima dari aktivitas periklanan dan promosi yang dilakukan.
4.
Melihat pesaing (Competitive
parity) karena sebenarnya tidak ada perusahaan yang tidak mau tahu akan
keadaan pesaingnya. Tiap
perusahaan akan berusaha untuk melakukanpromosi yang
lebih baik dari para pesaingnya dengan tujuan untuk menguasai pangsa
pasar.
5.
Pengembalian investasi
(Return of investment) merupakan pengembalian keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan
terkait dengan sejumlah uang yang telah
dikeluarkan untuk iklan dan aktivitas promosi lainnya. Sesuai dengan arti katanya, investasi
berarti penanaman modal dengan harapan akan
adanya pengembalian modal suatu hari.
b.
Dari bawah ke atas (Bottom-up)
Merupakan proses penyusunan anggaran berdasarkan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya dan anggaran ditentukan belakangan setelah
tujuan selesai disusun. Proses
penyusunan anggaran dari bawah ke atas merupakan komunikasi strategis antara
tujuan dengan anggaran. Terdapat
3 metode dasar proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas, yakni:
1.
Metode tujuan dan
tugas (Objective and task method) dengan menegaskan pada penentuan
tujuan dan anggaran yang disusun secara beriringan.[2] Terdapat 3 langkah yang ditempuh dalam
langkah ini, yakni penentuan tujuan, penentuan strategi dan tugas yang harus dikerjakan, dan perkiraan
anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai tugas dan strategi tersebut.
2.
Metode pengembalian berkala (Payout planning) menggunakan prinsip investasi dimana
pengembalian modal diterima setelah waktu tertentu. Selama tahun pertama, perusahaan akan
mengalami rugi dikarenakan biaya promosi dan iklan
masih melebihi keuntungan yang diterima dari hasil penjualan. Pada tahun kedua, perusahaan akan
mencapai titik impas (break even point) antara biaya promosi dengan
keuntungan yang diterima. Setelah
memasuki tahun ketiga, barulah perusahaan akan menerima keuntungan penjualan. Strategi ini hasilnya dirasakan dalam
jangka panjang.
3.
Metode perhitungan
kuantitatif (Quantitative models) menggunakan sistem perhitungan statistik dengan mengolah data yang
dimasukkan dalam komputer dengan
teknik analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Metode ini jarang digunakan karena kompleks dalam
pemakaiannya.
3.
Perkiraan
Penerimaan Anggaran
Penerimaan
APBN diperoleh dari berbagai sumber yaitu :
§ Penerimaan pajak yang meliputi
1. Pajak Penghasilan (PPh),
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN),
3. Pajak Bumi dan Bangunan(PBB),
4. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
&Cukai, dan
5. Pajak lainnya seperti Pajak Perdagangan (bea masuk dan
pajak/pungutan ekspor)
§
Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) meliputi
1.
Penerimaan
dari sumber daya alam,
2. Setoran laba BUMN,
3. Penerimaan bukan pajak lainnya
§ Penerimaan luar negeri
Penerimaan
dari luar negeri dapat dihasilkan dari investasi atau modal proyek ataupun
pinjaman keluar negeri. Bisa juga didapatkan dari ekspor barang ataupun dari
visa para tourist yang datang ke Indonesia.
4. Perkiraan Pengeluaran
Secara garis
besar,pengeluaran Negara dikelompokkan menjadi dua yakni.
a. pengeluaran rutin
b. pengeluaran pembangunan
Pengeluaran
Rutin Negara
Pengeluaran
rutin Negara adalah pengeluaran yang dapat dikatakan selalu ada dan telah
terencana sebelumnya secara rutin,diantaranya:
·
Pengeluaran
untuk belanja pegawai
·
Pengeluaran
untuk belanja barang
·
Pengeluaran
untuk subsidi daerah otonom
·
Pengeluaran
untuk membayar bunga dan cicilan hutang
·
Pengeluaran
lain lain
Pengeluaran
pembangunan
Secara garis
besar,yang termasuk dalam pengeluaran pembangunan diantaranya adalah:
·
Pengeluaran
pembangunan untuk berbagai departemen/lembaga Negara,diantaranya untuk
membiayai proyek-proyek pembangunan sektoral yang menjadi tanggung jawab
masing-masing departemen/lembaga Negara bersangkutan.
·
Pengeluaran
pembangunan untuk anggaran pembangunan daerah
·
Pengeluaran
pembangunan lainnya
5. Dasar Perhitungan Perkiraan
Penerimaan Negara
Pertama,penerimaan dalam negeri
untuk tahun-tahun awal setelah masa pemerintahan Orde baru masih cukup
menguntungkan pada penerimaan dari ekspor minyak bumi dan gas alam.
Namun dengan mulai tidak
menentunya harga minyak dunia,maka mulai disadari bahwa ketergantungan
penerimaan dari sector migas perlu dikurangi. Untuk keperluan itu ,maka
pemerintah menempuh beberapa kebijaksanaan diantaranya :
·
Deregulasi
bidang perbankan ( 1 Juni 1983 ).yakni dengan mengurangi peran bank
sentral.serta lebih member hak kepada bank pemerintah maupun swasta untuk
menentukan suku bunga deposito dan pinjaman sendiri.Dampak dari deregulasi
adalah meningkatnya tebungan masyarakat.
·
Deregulasi
bidang perpajakan (UU baru, 1 Januari 1984 ),untuk memperbaiki penerimaan
Negara
·
Kebijaksanaan-kebijaksanaan
lain yang selanjutnya dapat menciptakan iklim usaha yang lebih sehat dan
mantap.
Penerimaan
Pembangunan
Meskipun telah
ditempuh berbagai upaya untuk meningkatkan tabungan pemerintah,namun karena
laju pembangunan yang demikian cepat,maka dana tersebut masih perlu dilengkapi
dengan dan ditunjang dengan dana yang berasal dari luar negeri.Meskipun untuk
selanjutnya bantuan luar negeri ( hutang bagi Indonesia ) tersebut makin
meningkatnya jumlahnya,namun selalu diupayakan suatu mekanisme pemanfaatan
dengan prioritas sektor-sektor yang lebih produktif. Dengan demikian bantuan
luar negeri tersebut dapat dikelola dengan baik (terutama dalam hal
pengembalian cicilan pokok dan bunganya).
Link-link Gunadarma
Gunadarma University
BAAK Gunadarma
Student Site Gunadarma
Perpustakaan Online
SAP Gunadarma
0 komentar:
Posting Komentar