Strategi
pembangunan ekonomi terdiri dari berbagai macam jenis yang meliputi strategi
pertumbuhan, strategi pembangunan dengan pemerataan, strategi ketergantungan,
strategi berwawasan ruang dan strategi pendekatan kebutuhan pokok.
Berikut ini adalah
penjelasannya :
1. Strategi Pertumbuhan
Adapun inti dari konsep strategi yang pertama ini adalah :
Adapun inti dari konsep strategi yang pertama ini adalah :
·
Strategi
pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat apada upaya pembentukan modal,
serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan memusat,
sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
·
Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan
dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah ( trickle – down
– effect ) pendistribusian kembali.
·
Jika terjadi
ketimpangan atau ketidak merataan hal tersebut merupakan prasyarat terciptanya
pertumbuhan ekonomi.
·
Kritik paling keras
dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan
yang semakin tajam.
2. Strategi pembangunan dengan
pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
3. Strategi ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli ekonomi mencari alternatif lain sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep strategi tergantungan adalah :
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli ekonomi mencari alternatif lain sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep strategi tergantungan adalah :
·
Kemiskinan di
negara – negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara
tersebut dari pihak / negara lainnya
·
Teori
ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “Teori
ketergantungan tersebut memang cukup relevanm namun sayangnya telah mnjadi
semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun
masyarakat sendiri (Self Development).
4. Strategi yang berwawasan ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang mengemukakan sebab – sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih kaya / maju.
Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan / pengaruh menyetor dari kaya ke miskin (Spread Effects) lebih kecil daripada terjadnya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (Back-wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdalltidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang mengemukakan sebab – sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih kaya / maju.
Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan / pengaruh menyetor dari kaya ke miskin (Spread Effects) lebih kecil daripada terjadnya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (Back-wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdalltidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
5. Strategi Pendekatan kebutuhan
pokok
Sasarana dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan pokok dan sejenisnya
Sasarana dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan pokok dan sejenisnya
Pembangunan berkelanjutan
adalah proses pembangunan (lahan ,kota, bisnis ,masyarakat, dsb) yang
berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi masa depan" (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987.
Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable
development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan
tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Secara
sederhana, pembangunan ekonomi dapat dipahami sebagai upaya melakukan perubahan
yang lebih baik dari sebelumnya yang ditandai oleh membaiknya faktor-faktor
produksi. Faktor-faktor produksi tersebut yaitu :
1.
Kesempatan kerja
2.
Investasi
3.
Teknologi yang
dipergunakan dalam proses produksi.
Lebih lanjut,
wujud dari membaiknya ekonomi suatu wilayah diperlihatkan dengan membaiknya
tingkat konsumsi masyarakat, investasi swasta, investasi publik, ekspor dan
impor yang dihasilkan oleh suatu negara.
Secara mudah,
perekonomian wilayah yang meningkat dapat diindikasikan dengan meningkatnya
pergerakan barang dan masyarakat antar wilayah. Dalam konteks tersebut,
pembangunan ekonomi merupakan pembangunan yang a-spasial, yang berarti bahwa
pembangunan ekonomi memandang wilayah nasional tersebut sebagai satu “entity”.
Meningkatnya kinerja ekonomi nasional sering diterjemahkan dengan meningkatnya
kinerja ekonomi seluruh wilayah/daerah. Hal ini memberikan pengertian yang
“bias”, karena hanya beberapa wilayah/daerah yang dapat berkembang seperti
nasional dan banyak daerah yang tidak dapat berlaku seperti wilayah nasional.
Wilayah Indonesia
terdiri dari 33 propinsi dengan 400an kabupaten/kota yang secara social ekonomi
dan budaya sangat beragam. Keberagaman ini memberikan perbedaan dalam
karakteristik faktor-faktor produksi yang dimiliki. Seringkali kebijakan
nasional pembangunan ekonomi yang disepakati sulit mencapai tujuan dan sasaran
yang diharapkan pada semua daerah-daerah yang memiliki karakteristik sangat
berbeda. Contoh, kebijakan nasional untuk industrialisasi, di daerah yang
berkarateristik wilayah kepulauan dan laut diantisipasi dengan pembangunan
industri perikanan, sedangkan daerah yang berkarakteristik darat dikembangkan
melalui pembangunan kawasan industri, serta daerah yang tertinggal merencanakan
pembangunan industri tetapi sulit merealisasikannya akibat rendahnya SDM, SDA,
dan infrastruktur yang dibutuhkan oleh pengembangan Industri.
Tantangan
pembangunan Indonesia ke depan yaitu :
1.Otonomi daerah,
berarti telah terjadi penguatan yang nyata dan legal terhadap kabupaten/kota
dalam menetapkan arah dan target pembangunannya sendiri.
2.Pergeseran
orientasi pembangunan sebagai negara maritim, wilayah kelautan dan pesisir
beserta sumberdaya alamnya memiliki makna strategis bagi pembangunan ekonomi
Indonesia, karena dapat diandalkan sebagai salah satu pilar ekonomi nasional.
3.Ancaman dan
sekaligus peluang globalisasi, hilangnya batas-batas negara dalam suatu proses
ekonomi global. Proses ekonomi global cenderung melibatkan banyak negara sesuai
dengan keunggulan kompetitifnya seperti sumberdaya manusia, sumberdaya
buatan/infrastruktur, penguasaan teknologi, inovasi proses
produksi dan produk, kebijakan pemerintah, keamanan, ketersediaan modal,jaringan bisnis global, kemampuan dalam pemasaran dan distribusi global.
produksi dan produk, kebijakan pemerintah, keamanan, ketersediaan modal,jaringan bisnis global, kemampuan dalam pemasaran dan distribusi global.
4.Kondisi objektif
akibat krisis ekonomi. Jatuhnya kinerja makro ekonomi menjadi –13% dan kurs
rupiah yang terkontraksi sebesar 5-6 kali lipat dan multi dimensi yang dialami
Indonesia telah menyebabkan tingginya angka penduduk miskin.
Manfaat Perencanaan
Pembangunan :
1.
Mendukung
koordinasi antar-pelaku pembangunan.
2.
Menjamin
terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-Daerah,
antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan
Daerah
3.
Menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan.
4.
Mengoptimalkan
partisipasi masyarakat
5.
Menjamin
tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan,
dan berkelanjutan
Periode
Perencanaan Pembangunam
Dalam sejarah
perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia dibagi dalam
beberapa periode, yakni :
Periode Orde
Baru, dibagi dalam :
• Periode 1945 – 1950
• Periode 1951 – 1955
• Periode 1956 – 1960
• Periode 1961 – 1966
Periode Setelah Orde Baru dibagi dalam :
• Periode 1966 s/d periode stabilisasi dan rehabilitasi
• Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
• Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
• Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
• Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
• Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94
• Periode 1945 – 1950
• Periode 1951 – 1955
• Periode 1956 – 1960
• Periode 1961 – 1966
Periode Setelah Orde Baru dibagi dalam :
• Periode 1966 s/d periode stabilisasi dan rehabilitasi
• Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
• Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
• Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
• Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
• Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94
Sumber :
Link-link Gunadarma
Gunadarma University
BAAK Gunadarma
Student Site Gunadarma
Perpustakaan Online
SAP Gunadarma
0 komentar:
Posting Komentar